Ayub 28:12
“Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?”
Ayub 28 : 12
Semua orang pasti mengharapkan hidup yang penuh dengan kedamaian, kenyamanan dan kebahagiaan hidup. Semua itu tergantung pada satu orang, yaitu diri kita sendiri. Apa yang kita usahakan dalam hidup adalah apa yang akan kita dapat. Orang lain mungkin bisa memberikan masukan, saran dan dorongan, namun yang menjalani dan memilih yang terbaik adalah diri kita sendiri. Namun perlu kita ingat pula bahwa diri kita ini adalah manusia yang penuh dengan kelemahan dan keterbatasan, sehingga dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mampu memperolehnya. Kita butuh Tuhan dan hikmatNya.
Ayub menyampaikan bahwa segala sesuatu dapat dengan mudah diperoleh, logam dan permata berharga dapat dicari, tetapi hikmat lebih sulit ditemukan. Hikmat yang dimaksud oleh Ayub disini adalah hikmat yang berasal dari Allah. Bagi orang Israel, hikmat didasarkan atas hukum yang diberikan Allah kepada Musa dan bangsa Israel di Gunung Sinai. Inilah hikmat yang harus diajarkan kepada keturunan mereka. Dalam ayat ini, Ayub menyampaikan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui jalan kepada hikmat itu, dan hikmat itu berarti takut akan Tuhan dan berbalik dari dosa.
Melalui Ayub, kita belajar bahwa kita perlu Tuhan dan hikmatNya namun untuk menemukan hikmat Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah. Hikmat dapat kita dapatkan apabila kita mau dekat dengan Allah, hidup takut akan Tuhan dan berbalik dari dosa (hidup baru). Bukan perkara yang mudah bukan? Oleh karenanya, benar yang disampaikan oleh Ayub, bahwa untuk mendapatkan hikmat lebih sulit daripada mendapatkan logam dan permata.
Kedamaian, kenyamanan dan kebahagiaan hidup tergantung pada Hikmat Tuhan, oleh karenanya kita perlu mengusahakan dengan sungguh hikmat Tuhan itu. Semakin dekatlah dengan Tuhan, renungkan firmanNya siang dan malam, serta lakukan segala perintahNya. Ketika hikmat Tuhan telah kita terima, maka kita bisa merubah dunia. Segalanya menjadi lebih baik tergantung dari diri kita sendiri. Mari ciptakan hidup yang penuh dengan damai, nyaman dan bahagia. Semua tergantung kita sendiri. (Pdt.Adi Setyo Kristianto, M.Si)
Refleksi :
Hikmat yang bersumber pada Tuhan menghadirkan kedamaian, kenyamanan dan kebahagiaan
Doa :
Tuhan, mampukanlah aku untuk mencari hikmatMu, agar aku dapat merubah dunia . Amin