MENGAPA?

Ayub 26:3

“Alangkah baiknya nasihatmu kepada orang yang tidak mempunyai hikmat, dan pengertian yang kauajarkan dengan limpahnya!”

Ayub 26 : 3

Mengapa orang yang sepertinya tidak senang bila kita ajak bicara?
Mengapa orang sakit hati pada kita?
Mengapa orang tidak Nyaman dengan kita?

Bisa jadi karena apa yang kita sampaikan kepada mereka bukan berdasarkan hikmat dari Tuhan namun berdasarkan keinginan dan ego kita sendiri. Setiap perkataan yang berdasarkan hikmat Tuhan, akan dapat diterima baik oleh orang lain, sekalipun hal itu mungkin tidak sesuai dengan apa yang menjadi keinginan dan harapan orang lain. Namun sebaliknya, perkataan yang berdasarkan keinginan diri kita sendiri, seringkali menjadikan kemarahan dan kebencian bagi orang lain.

Pada pasal 26 ini, Ayub menjawab apa yang disampaikan Bildad, orang Suah, mengenai pencobaan yang dialami oleh Ayub. Ia menyampaikan bahwa apa yang disampaikan Bildad tentang Allah, tidak tepat jika disampaikan kepadanya. Ayub ingin menyampaikan kepada Bildad bahwa apa yang disampaikannya itu sama sekali tanpa hikmat Allah dan sepertinya hanya dari pengertiannya sendiri, sehingga lebih baik perkataannya itu disampaikan juga kepada orang yang tak berhikmat.

Ayub ingin bahwa apa yang disampaikan dari mulut seseorang adalah perkataan yang penuh hikmat, sehingga membawa berkat bagi yang mendengarkan. Hikmat berasal dari Allah, sehingga perkataan yang diucapkan oleh seseorang akan membawa damai sejahtera.

Bagaimana dengan kita? apakah setiap ucapan yang kita sampaikan sudah berdasarkan hikmat Allah? Kita diberikan mulut dan lidah untuk menyampaikan kata-kata yang penuh berkat yang akan memberikan kedamaian dan kenyamanan bagi semua orang. Oleh karenanya mari sebelum kita menyampaikan sesuatu pada orang lain, terlebih dahulu kita dasari dengan hikmat Tuhan, sehingga dengan bijaksana kita sampaikan pada orang lain. Dengan demikian, orang lain dapat merasakan damai dalam hatinya. Demikian juga, sebelum menyampaikan sesuatu, mari kita coba rasakan terlebih dahulu dalam diri kita, apakah hal itu membawa damai sejahtera atau sebaliknya. Saat kita mencoba merasakannya lebih dahulu, Roh Allah akan memberikan pengertian kepada kita apakah hal itu baik atau tidak untuk disampaikan.

Dengan Hikmat Tuhan, maka orang lain akan merasa nyaman dengan kita dan apa yang kita sampaikan kepada mereka dapat diterima dengan baik, bahkan orang lain selalu rindu untuk mendengar atau berbicara dengan kita. (Pdt. Adi Setyo Kristianto, M.Si)

Refleksi :
Hikmat Tuhan adalah jalan menuju kehidupan

Doa :
Tuhan, berikan hikmatMu agar apa yang kami sampaikan seturut dengan kehendakMu. Amin

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp