Yesaya 33 : 2
TUHAN, kasihanilah kami, Engkau kami nanti-nantikan! Lindungilah kami setiap pagi dengan tangan-Mu, ya, selamatkanlah kami di waktu kesesakan!
Yesaya 33 : 2
Salah satu situasi yang amat sangat tidak nyaman adalah sesak. Misalnya pertama-tama sesak nafas, angkot yang penuh sesak, kamar yang penuh sesak dengan barang-barang, keseharian yang penuh sesak oleh tugas-tugas kuliah, sesak pikiran karena harus bayar uang sekolah anak-anak, dll. Namun ada pula sesak yang menyenangkan, misalnya kantong penuh sesak dengan uang, garasi yang penuh sesak oleh mobil mewah, rekening yang penuh sesak oleh transferan, dll. Apapun sesak yang kita alami, entah yang tidak menyenangkan ataupun yang menyenangkan, tentu semuanya akan berdampak bagi kehidupan sehingga mendatangkan kesesakan. Awalnya, rekening penuh sesak transferan, tiba-tiba kita masuk sel penjara yang penuh sesak karena melakukan kejahatan keuangan atau korupsi. Seorang pegawai biasa, tiba-tiba viral karena beli rumah kontan, beli mobil mewah, beli peralatan rumah tangga mewah. Pasti orang lain akan curiga itu karena korupsi. Logikanya sederhana, pegawai itu gaji bulanannya sudah bisa dihitung, kalaupun beli mobil mewah maka pastilah kredit, beli rumah tentunya rumah yang sederhana dan kredit, beli peralatan rumah tangga juga yang biasa saja.
Setiap orang pasti pernah mengalami kesesakan dalam hidupnya. Entah kesesakan karena kejahatan yang dilakukannya, atau juga kesesakan karena keterbatasan yang ada dalam hidupnya. Namun apapun kesesakan itu, pastilah kita membutuhkan pertolongan, terlebih pertolongan TUHAN. Yesaya sebagai penulis dari nas kita pada hari ini memberikan pernyataan tentang kesadarannya bahwa manusia yang terbatas adalah pihak yang patut dikasihani. TUHAN memang maha pengasih, namun pada titik tertentu IA akan memberikan kasih yang berbeda, kasih yang mungkin menyakitkan, kasih yang mungkin menghancurkan. Kesadaran Nabi Yesaya terhadap pertolongan TUHAN, tentu berdasarkan pengalaman yang menyesakkan dari bangsa Israel dalam masa pembuangan.
Bagi kita yang saat ini masih diberikan waktu oleh TUHAN untuk berefleksi tentang keadaan sesak yang kita alami, entah yang menyakitkan atau yang menyenangkan tadi, sebaiknya kita perlu lebih dekat dengan TUHAN. Ukuran dekat atau jauhnya kita dengan TUHAN, akan menentukan seberapa mampu kita mempertimbangkan setiap keadaan sesak tersebut. Ibaratkan saringan tepung, bila kita dekat dengan TUHAN maka saringan itu semakin rapat, namun bila kita jauh dari TUHAN, maka saringan itu lebih renggang sehingga kotoran akan mudah masuk. (Pdt.DR. Rama Tulus Pilakoannu, M.Si.)
Refleksi :
Rasa dan keadaan kesesakan dalam hidup kita akan berubah menjadi kelegaan jika kita dekat dan berserah kepada TUHAN.
Doa.
Ajarlah kami TUHAN untuk lebih dekat kepadaMU agar kami dikuatkan dalam menghadapi kesesakan dan mendapatkan kelegaan dalam hidup ini. Amin.