HIKMAT DAN PENGETAHUAN

Ayub 15 : 2

Apakah orang yang mempunyai hikmat menjawab dengan pengetahuan kosong, dan mengisi pikirannya dengan angin?

Ayub 15:2

Hidup di abad ke-21 di mana ilmu pengetahuan berkembang pesat, menjadikan manusia memuja pikirannya sendiri. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang membuat kehidupan serba praktis yang berujung pada pragmatisme hidup. Di lain sisi, kehidupan yang kita jalani terus mengalami kerusakan moral karena budaya yang tidak sehat yang membuat pengetahuan kita menjadi formalitas belaka. Tetapi ada juga orang yang mengupayakan keseimbangan antara moral dan pengetahuan. Hal inilah yang dilakukan oleh Elifas dalam percakapannya dengan Ayub mengenai hikmat.

Kitab Ayub 15:2 masih merupakan bagian dari perenungan Ayub bersama teman-temannya. Percakapan tentang hikmat tidak hanya berhenti pada hikmat Allah tetapi juga sampai pada bagaimana sebenarnya hikmat yang dimiliki oleh manusia. Oleh sebab itu, untuk menjawab pertanyaan Elifas kita harus memahami konteks kehidupan bangsa Israel yang hidup dalam ketidakteraturan moral yang mendewakan dirinya. Hidup yang kita pikir sudah berhikmat kadang-kadang tidak berdasar. Maksudnya adalah tanpa pengetahuan yang mendalam kita tidak akan mampu mengambil keputusan yang tepat. Hal inilah yang dialami oleh bangsa Israel karena tidak memahami Allah . Mereka seringkali membelot. Oleh sebab itu Ayub mencoba memberikan pencerahan bahwa supaya kita bisa berhikmat upayakanlah pengetahuan. Karena pengetahuan tersebut akan menuntun kita terhadap hikmat Allah.

Dengan demikian, hal yang perlu menjadi perhatian yaitu mencari dan mengupayakan pengetahuan, dengan begini kita akan menjadi berhikmat dan mampu mempertanggungjawabkan kepada Tuhan setiap keputusan yang kita ambil. Orang yang berhikmat sudah pasti orang yang berpengetahuan. Tetapi orang yang berpengetahuan belum tentu memiliki hikmat karena pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki harus juga dibarengi dengan takut akan Tuhan. Hal inilah yang perlu kita upayakan dalam kehidupan kita sebagai orang yang setia pada firman Tuhan dan sebagai orang-orang yang memegang teguh keyakinan terhadap Kristus dalam setiap sudut kehidupan. (Okrisye Lantaka, S.Si-Teol)

Refleksi :
Orang yang berhikmat sudah pasti orang yang berpengetahuan. Tetapi orang yang berpengetahuan belum tentu memiliki hikmat dari Tuhan karena pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki harus juga dibarengi dengan takut akan Tuhan.

Doa :
Ya Tuhan, oleh karena keterbatasan kami, pengetahuan kami kadang kami salahgunakan. Oleh sebab itu jadikan kami rendah hati dihadapan-Mu dan sesama kami.Amin.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp