Titus 2:9-10
“Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah. Jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita”.
Titus 2 : 9 – 10
Dalam Titus 1:1, Paulus menyebut dirinya sebagai “hamba Allah”. Kata Yunani yang digunakan adalah doulos yang memiliki arti budak atau abdi. Pengertian tersebut menunjukkan seseorang yang mengabdikan dirinya dan telah menyerahkan hak hidupnya kepada tuannya karena telah dibeli atau ditebus. Maka “hamba” harus melakukan pekerjaan yang diperintahkan oleh tuannya dengan hormat dan taat, bukan hanya kepada tuan yang baik, tapi juga kepada yang tidak adil, bahkan yang kejam sekalipun (1 Petrus 2:18). Pada umumnya hamba/budak menempati posisi yang lemah dan menjadi sasaran kemarahan dari majikan atau atasan. Sederetan kesalahan sering ditimpakan, seperti: membantah, melawan, curang, malas, dan mencuri.
Namun demikian bagaimanapun perlakuan dan sikap sang tuan, seorang hamba tetap harus taat dan hormat. Iman Kristen mengajarkan bahwa respon hamba tidak berdasarkan perlakuan majikan, tetapi lebih mengarahkan sikap dan pandangannya kepada Tuhan sebagaimana dinasihatkan oleh Paulus kepada jemaat di Kolose, “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan” (3:22). Tujuannya bukan menyenangkan tuannya, melainkan terutama untuk menyenangkan Kristus (Efesus 6:5). Dengan demikian perilaku yang baik akan membuat tuan-tuan yang bukan Kristenpun akan memuliakan Allah.
Di setiap lembaga pasti ada pimpinan dan pegawai, tak terkecuali di UKSW. Guna menghindari masalah yang akan muncul, maka masing-masing pihak harus melakukan apa yang menjadi kewajibannya sesuai dengan iman Kristen. Hamba-hamba taat dan tulus melayani tuannya. Dan tuannya jangan berlaku kasar pada hamba-hambanya (Efesus 6:9). Sebab seorang pegawai yang telah beriman kepada Kristus akan selalu berjuang untuk menyenangkan Kristus melalui setiap tindakan yang ia kerjakan. Relasi dan komunikasi kerja harus terus menerus dijalin untuk mewujudkan komunitas yang selalu bersyukur. ( Bapak Suwasono, S.Pd)
Refleksi :
Apakah kita sudah memuliakan Tuhan dengan kinerja kita?
Doa :
Ya Tuhan, mampukanlah kami menjalankan kewajiban sesuai kehendak-Mu, supaya kami memuliakan Engkau. Amin