BELAJAR DARI AYUB

Ayub 12 : 12-13

Kita akan sepakat ketika orang mengatakan kalau hikmat dan pengertian ada pada mereka yang sudah tua. Hal ini juga kita akan temukan dalam kitab Pengkhotbah. Tetapi betulkah demikian? Mungkin juga ada benarnya tetapi apakah itu kebenaran yang harus kita pegang?

Kitab Ayub merupakan kitab yang ditulis dalam bentuk puisi. Kitab Ayub juga kitab yang berisi tentang pembicaraan kawan-kawannya yaitu Elifas, Bilbao, Zofar dan Elihu. Kitab ini juga termasuk sastra kebijaksanaan yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan bangsa Israel. Secara khusus Ayub 12:12-13 merupakan hasil dari percakapan Ayub dengan kawan-kawannya. Ayub mengkritik keyakinan orang Yehuda bahwa Allah menghukum orang yang bersalah dan fasik sehingga hidupnya menderita sedangkan Allah menyayangi orang yang benar dan saleh. Bagi Ayub keyakinan ini tidak selalu benar karena orang saleh pun yang hidupnya sesuai dengan Firman Tuhan tetapi mereka juga bisa menderita. Dalam perdebatan tersebut Ayub sampai pada kesimpulan bahwa semuanya adalah kehendak Allah

Maka, Ayub 12:12-13 merupakan pengakuan kepada kedaulatan Tuhan serta Hikmat Allah. Ayub mengakui bahwa manusia tidak akan mampu sampai pada hikmat ALLAH bahkan mereka yang tua sekalipun. Oleh sebab itu, Ayub mengatakan walaupun menderita kita harus tetap hidup sesuai dengan Firman Tuhan karena pada akhirnya kita akan dibenarkan oleh ALLAH. Dengan demikian jelas bahwa kita tetap konsisten dengan kehidupan kita. Seberat apapun penderitaan itu, Allah adalah Hikmat yang pada-Nya ada pengertian dan pertimbangan. Oleh karena keyakinan itulah hidup kita harus selalu berada dalam terang Firman Tuhan. (Okrisye Lantaka, S.Si-Teol)

Refleksi :
Sekalipun kita mengalami pergumulan dan penderitaan, kita harus tetap taat melakukan Firman Tuhan.

Doa :
Jadikan kami bijak ya Tuhan, agar kehidupan ini mampu kami jalani dengan tetap setia berpegang pada FirmanMu. Amin.